KARAWANG||TINTA MERAH NET|| PROGRAM bantuan pertanian yang digelontorkan pemerintah melalui Kementrian Pertanian dan Ketahanan Pangan sangatlah diperlukan oleh masyarakat petani diseluruh Indonesia demi menjaga ketahan pangan.(17/12/24)
Bermacam-macam program bantuan diturunkan, dari mulai Pupuk, Bibit-Bibitan, Calektor dll, bahkan pembangunan jaringan irigasi agar para petani tidak kekurangan air untuk bercocok tanam.
Baru baru ini Kementrian Pertanian dan Pertahanan Pangan meluncurkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tani (RJIT)
Dengan adanya RJIT diharapkan mampu meningkatkan kondisi infrastruktur jaringan sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi, jika layanan fungsi irigasi baik maka hasil panenpun bisa lebih optimal, selain itu program RJIT diharapkan meningkatkan ruas areal tanam dan untuk indeks pertanaman, maka pembangunan jaringan irigasi harus dikerjakan sebaik mungkin.
Namun sangat disayangkan pembangunan RJIT di di Desa Telukbango Jalur Keramat Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang, kurangnya pengawasan dari Dinas terkait sehingga pekerjaannya diduga asal jadi
Pembangunan Proyek Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tani (RJIT) yang saat ini sedang berjalan dalam papan informasi juga tidak di tuliskan mengenai volume secara detail, berdampak buruk terhadap kwalitas dan kuantitas bangunan. Adanya kejanggalan dan ketidak trasfaranan dalam Keterbukaan Informasi.
Ditemukan hasil pekerjaannya kurang maksimal, pemasangan batu pondasi tidak digali terlebih dahulu/menggantung, dan plesteran pecah, sehingga diduga kuat terjadi pengurangan volume material yang akan berdampak pada umur irigasi.
Proyek pembangunan RJIT yang dikerjakan CV.Palapa Dig Daya dengan nilai kontrak Rp.99.537,000. dalam pekerjaannya terkesan terburu buru tanpa mementingkan kwalitas dan kuantitas bangunan.
Menurut keterangan warga sekitar SB menyayangkan kegiatan pekerjaan pemasangan turap tersebut terkesan buruk karena dikerjakan asal jadi. Turap yang sudah dipasangkan seperti ular melingkar, semetara dari komposisi adukan campuran semen dan pasir asal saja, ini akan mengurangi kualitas dan kuantitas bangunan.
“Hal ini ini sangat di sayangkan kerena bangunan tidak akan bertahan lama,” ujarnya.
Dari hasil inpestigasi awak media di lapangan, tidak di tuliskan volume pekerjaan Hal ini menjadi sorotan publik dan menuai perhatian Masyarakat.
Masyarakat berharap pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kabupaten Karawang, lebih ketat dan turun kelapangan untuk meninjau proyek proyek yang sedang berjalan.
Sementara itu, sampai berita ini terbit pihak pelaksana atau mandor di lapangan belum bisa di temui.(Red)